Sosialisasi proyek Light Rail Transit (LRT), Palembang butuh LRT
- Alif
- Feb 11, 2018
- 2 min read

Palembang saat ini tengah gencar – gencarnya membangun infrastruktur kota. Banyak proyek yang sedang digarap di Palembang mulai dari transportasi, pariwisata dan sebagainya. Salah satu proyek besarnya yaitu proyek Kereta Api Ringan/Light Rail Transit yang progresnya saat ini sudah mencapai angka 86 % dan sedang dalam tahap pemasangan SCO dan DCO.
Proyek Kereta Api Ringan/Light Rail Transit ini merupakan pertama kali yang ada di Indonesia, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan proyek ini haruslah dipersiapkan dengan matang. Salah satu hal yang tidak dapat diremehkan yaitu mengenai sosialisasi mengenai LRT tersebut.
Oleh karena itu, Kementrian Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri melakukan kegiatan sosialisasi proyek Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) ini kepada para awak media, blogger dan netizen didalam sosialisasi itu (11/02), Zulfikri memaparkan untuk apa dibuatnya LRT di Palembang. Ia menjelaskan bahwa banyak faktor yang membuat perlunya dibangun angkutan massa baru di Palembang.

Bukan hanya sebagai sarana pendukung event ASIAN GAMES 2018, tapi lebih dari itu. Menurut Zulfikri, sebuah kota dengan jumlah penduduk 500.000 jiwa saja sudah sangat membutuhkan moda transportasi yang memadai, apalagi kota Palembang yang jumlah penduduknya mencapai 1,5 juta jiwa.
Dengan kemampuan angkut sebanyak 80 ribu sampai 100 ribu penumpang dalam satu harinya tentu akan sangat membantu mengurangi kemacetan. Kelebihan lainnya yang dimiliki oleh LRT Palembang yaitu terkoneksinya antar moda transportasi dengan stasiun LRT sehingga juga membantu mobilitas masyarakat kota.
Selain itu, Zulfikri juga membahas keunggulan LRT dalam hal pelayanan transportasi dengan memenuhi 14 indikator pelayanan seperti kehandalan, kepastian, kecepatan, kenyamanan, keamanan dan lain – lain.

Dengan segala keunggulannya, diharapkan LRT dapat menjadi solusi bagi masyarakat kota yang budaya transportasinya memang masih bisa dikatakan malas untuk berjalan kaki serta dapat menjadi budaya transportasi baru yang cepat dan efisien untuk masyarkat.
Comments