Johan Wijaya - Sharing Session dengan CEO Alfa Fresh Indonesia
- Alif
- Mar 4, 2018
- 3 min read
Boleh Perkenalkan Diri Anda?
Hai, Nama saya Johan, saat ini saya menjabat sebagai CEO dari Alfa Fresh.
Apa yang membuat anda terjun di dunia start up?
Saya melihat saat ini kita berada pada generasi C, yaitu generasi yang sangat berkaitan dengan teknologi. Jadi, dengan membangun start up itu adalah salah satu prospek bisnis di masa depan. Saat ini juga kita lihat banyak sekali investor – investor yang telah menyiapkan dana untuk membangun start up.
Menurut anda, bagaimana perkembangan start up di Palembang?
Saya pikir, di kota Palembang saat ini start up yang ada sangat sedikit yang terdengar atau berkembang, apalagi untuk go nasional. Harapannya kedepan kita bisa menjadi salah satu contoh untuk start up di Palembang.
Apa yang menjadi penghambat perkembangan start up di Palembang?
Saya pikir, problem yang pertama yaitu kurangnya tim. Saya lihat beberapa start up yang ada di Palembang itu tim nya tidak solid. Yang kedua yaitu ide, dimana ide start up yang ada di Palembang kurang segar dan tidak menyelesaikan permasalahan yang ada. Kemudian yang ketiga yaitu tidak berani untuk mencoba dulu.
Problem apa yang ingin diselesaikan dengan adanya Alfa Fresh ini?
Kita adalah negara agraris, kita juga memiliki lautan yang luas, perkebunan yang banyak. Tapi, kenapa sampai saat ini, masyarakat itu tidak bisa mendapatkan barang – barang kebutuhan dengan harga yang terjangkau. Selain itu kita juga harus impor sana – sini. Jadi, itu yang ingin kita selesaikan. Kita adalah Negara besar, kita juga harus mampu untuk mengelola sumber daya alam yang besar ini untuk kemakmuran masyarakatnya.
Bagaimana peran Alfa Fresh terhadap para pedagang tradisional?
Alfa Fresh saat ini menyediakaAn kebutuhan dapur, mulai dari buah, sayur, daging, bumbu – bumbu, dan lain sebagainya. Nah, salah satu yang kita ajak untuk bermitra adalah para pedagang tradisional untuk menjadi supplier. Namun, ada beberapa permasalah di lapangan, ternyata para pedagang yang ada masih “gaptek”. Jadi, kalau kita minta untuk menggunakan aplikasi, mereka belum bisa. Alhasil, kita masih menggunakan sedikit konsep – konsep manual untuk menghubungi mereka.
Apa yang perlu diperhatikan saat akan pitching dengan calon investor?
Saat akan pitching dengan calon investor yaitu yang pertama untuk konsepnya sudah harus matang. Kemudian, sudah berjalan dan open minded. Jadi, masukan investor dengan ide kita sering kali bersebrangan, tapi kita harus coba dulu. Hal ini bahkan bisa memperkaya ide dari start up yang kita bangun atau justru melemahkan. Kita juga harus komitmen dengan diri kita. Apabila memang tidak memiliki kecocokan, berarti itu bukan calon investor yang kita cari.
Apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan ekosistem start up di Palembang?
Mungkin yang pertama kita butuh tempatnya dulu. Mungkin kita bisa siapkan suatu co-working space di kota Palembang untuk teman – teman berkumpul. Dan juga teman – teman kita dari Palembang yang telah sukses dengan start up nya bisa kita ajak untuk sharing apa yang telah mereka lakukan dan bisa kita ikuti untuk di Palembang. Kemudian, kita juga butuh banyak pelatihan yang bukan Cuma teknologi, tetapi juga bisnis. Karena kebanyakan anak teknik itu bisa buat, tetapi tidak tahu cara menghasilkan uang dari situ.
Saran untuk anak muda yang ingin mendirikan start up?
Untuk anak muda, khususnya di kota Palembang. Saran saya, yang pertama yaitu temukan dulu idea tau masalahnya apa, kemudian kita coba duduk dan ajak teman – teman yang sevisi untuk membahas permasalahan tersebut. Lalu, coba cari apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Setelah dapat solusinya, langsung dikerjakan dengan sumber daya yang ada. Jika itu sudah menghasilkan dan berhasil, baru bisa kita coba pitching ke investor. Kalau investor sudah setuju, saya pikir itu saatnya start up kita untuk tumbuh besar.
Comments