top of page

Irene Camelyn Sinaga - Ide membangun pariwisata Sumatera Selatan

  • Writer: Alif
    Alif
  • Dec 8, 2017
  • 4 min read


Lahir

11 Juli 1974


Pendidikan :

S1 STPDN

S2 di Universitas Sriwijaya Palembang

Saat ini tengah menempuh program Doktoral di IPDN Jakarta


Jabatan Saat Ini

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan




Boleh diceritakan mengenai perjalanan karir Ibu.


Setamat STPDN kita sudah menjadi PNS, jadi setelah lulus tahun 1997, saya di tempatkan sebagai kepala urusan pemerintahan di Kecamatan Girsang Simpangan Bulun, kota Prapat, Sumatera Utara. Setelah itu, saya juga pernah berkesempatan menjadi Sekretaris Camat.


Saya pertama kali datang ke Sumatera Selatan pada tahun 2002 di Kabupaten Musi Rawas sebagai staf. Kemudian tahun 2007 saya minta pindah ke Provinsi dan dipindahkan ke Badan Diklat Provinsi Sumsel juga sebagai staf. Tahun 2011 saya dipromosikan untuk menjadi kepala bagian biro pemerintahan. Lalu dengan tingkat eselon yang sama saya menjabat sebagai kepala bagian humas biro protokol provinsil Sumsel. Hingga pada awal tahun 2015 kemudian saya ditugaskan untuk menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel.


Bagaimana pandangan ibu terhadap pariwisata yang ada di provinsi Sumatera Selatan?


            Pariwisata di Sumsel sama layaknya dengan yang ada di tempat lain di Indonesia. Kalau kata orang Malaysia, sebenarnya Indonesia itu adalah raksasa, apalagi Sumsel yang memiliki 953 objek daya tarik bagi wisatawan. Setiap kota / kabupaten setidaknya memiliki

puluhan objek wisata, bahkan Palembang saja punya sekitar 65 objek , sehingga sangat kaya.


            Kemudian kalau kita bicara sejarah, siapa yang tidak tahu dengan kerajaan Sriwijaya. Tanpa dipromosikanpun saya rasa semua orang tahu dengan besarnya kerajaan ini. Lalu mengenai alam. Sumsel punya gunung, ari terjun, goa, danau, taman nasional sembilang dan masih banyak lagi.


Sumsel, khususnya Palembang dikenal sebagai kota olahraga, sehingga orang – orang kurang begitu mengenal mengenai potensi wisata yang ada. Bagaimana ide ibu untuk memasarkan dan membranding objek wisata sehingga Palembang juga bisa dikenal sebagai kota wisata?


            Tidak bisa dipungkiri, ada beberapa hal yang bisa membuat suatu daerah itu terkenal, salah satunya yaitu event olahraga karena memang fasilitas disini yang memadai. Sehingga pemerintah provinsi membuat strategi sport tourism. Saya melihat langkah ini bukanlah sebagai tujuan akhirnya, melainkan tujuan perantara. Ketika banyak mata yang melirik dan datang ke Palembang karena event olahraganya, tentu wisatawan juga akan mengenal kotanya, sejarahnya, makanan khas dan tentu juga pariwisatanya.


            Kemudian mengenai branding, kita tahun ini sudah membuat sebuah branding yaitu “Explore Your South Sumatra”. Maksudnya adalah kita harus meng-eksplore apa yang ada di Sumsel. Kita tidak hanya punya Sriwijaya, kita punya banyak hal yang menarik untuk dijelajahi.


            Maka, daripada itu, kita tidak bisa serta merta hanya mengandalkan peran pemerintah karena pembangunan pariwisata haruslah melibatkan banyak  pihak, terutama dari masyarakat kota sendiri. Pada hakikatnya pembangunan pariwisata adalah bukan merupakan pembangunan fisik, melainkan pembangunan manusianya.


Bagaimana Kesiapan Sektor Pariwisata Dalam Menghadapi Asian Games 2018?


Dalam hal pariwisata, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu aksesibilitas, amenitas dan atraksi. Dari ketiga hal tersebut, amenitas merupakan hal yang paling detail. Contohnya seperti pusat layanan informas, plaza, tempat parkir dan fasilitas umum lainnya yang sudah standar pariwisata. Untuk amenitas inilah yang akan kita persiapkan dengan maksimal dalam menghadapi event besar itu.


Saat ini kami memang tengah fokus di 10 titik destinasi yang ada di kota Palembang walaupun semua destinasi tetap kita jual. Sehingga, destinasi yang ada bisa memberikan sumbangsih dan menghasilkan wisatawan.


Bagaimana Peran Sektor Pariwisata Dalam Membangun Sektor Ekonomi di Suatu Daerah?


Dapat saya contohkan, kami sudah membuka sebuah kampung bernama Al Munawar. Tidak ada yang spesial dari kampung ini sebelumnya kecuali dari sisi sejarah. Kemudian kita coba bangkitkan kampung itu menjadi kampung wisata melalui edukasi – edukasi. Hingga akhirnya kini kampung ini melakukan kegiatan produksinya dan mendapatkan pemasukkan.

            Dalam satu bulan, hanya dari parkir saja, tempat ini bisa mendapatkan pemasukkan sekitar 30 juta rupiah Hal ini tentu juga berdampak bagi sektor lain, seperti kapal perahu yang juga akan mendapatkan pemasukkan dari sektor pariwisata.


Dengan Perkembangan Teknologi Yang Semakin Canggih, Bagaimana Pihak Dinas Pariwisata Memanfaatkan Hal Ini, Terutama Dari Media Sosial?


Menurut saya, media social sangat efektif untuk digunakan sebagai bentuk promosi atau sosialisasi. Apalagi saat ini, hampir semua memiliki media sosial dan tidak mengenal ruang dan waktu untuk mengaksesnya. Sehingga, cara yang efektif dan murah untuk merangkul semuanya.


            Dinas pariwisata sendiri juga memiliki yang namanya Penta helix, yaitu disitu ada komunitas, media, akademisi, industry dan pastinya dari pihak pemerintah itu sendiri. Jadi, kami sangat setuju untuk memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media promosi pariwisata.


Bagaimana Cara Menjaga Apa Yang Sudah Dicapai Setelah Event Asian Games 2018?


Memang benar Asian Games 2018 menjadi peluang kami untuk menarik bantuan dari pemerintah pusat untuk membenahi destinasi yang ada, tetapi pembentukan destinasi yang ada pada dasarnya bukan hanya untuk Asian Games saja. Yang kita lakukan saat ini yaitu membangun destinasi untuk jangka panjang kedepan.


            Yang terpenting sendiri yaitu komitmen pemerintah daerah, karena kami sendirian tidak akan mungkin bisa melakukannya. Jadi, pemerintah daerah juga harus memiliki komitmen sehingga tercipta sustainable dalam hal pariwisata.


Bagaimana Peran Masyarakat, Khususnya Anak Muda Yang Bisa Dilakukan Dalam Membantu Sektor Pariwisata?


            Populasi Sumsel yaitu sebanyak 8,5 juta jiwa, tentu hal ini merupakan kekuatan yang sangat luar biasa. Akan sangat disayangkan jika kita tercerai berai. Ditambah lagi dengan kekuatan sosial media tentu akan lebih menambah kekuatan lagi.


            Ada 953 potensi objek destinasi yang ada di Sumsel dan tidak akan ada yang mengurus, tidak akan ada yang lebih mencintai daripada kita sendiri, yaitu masyarakat asli Sumsel. Jika hal ini tidak disambut oleh masyarakat, khususnya anak muda, maka pariwisata Sumsel tetap akan seperti inilah.


            Saya, minta tolong kepada anak muda Sumsel, tidak akan aada yang menjaga, mengembangkan dan mempromosikan kalau bukan kita. Saya berharap kepada anak muda Sumsel, baik yang ada di PALI, Lubuk Linggau, Lahat dan daerah lainnya untuk menjadi tokoh pariwisata bagi Sumsel. Jangan hanya buat forum, tetapi buatlah gerakan. Kapan lagi kita akan bersatu kalau bukan sekarang.


Yakinlah, apa yang kau lakukan bermanfaat bagi orang lain, maka bermanfaat bagi dunia.



Comments


  • Black Facebook Icon
  • Black Instagram Icon
bottom of page