top of page

Fifie H. Boy - Sharing session tentang bisnis Pempek

  • Writer: Alif
    Alif
  • Jan 7, 2018
  • 4 min read


Boleh perkenalkan diri anda?


Hai, perkenalkan, nama saya fifie H. Boy. Saya disini sebagai owner dari pempek sulthan pindang agan.


Bagaimana awalnya bisa memilih berbisnis kuliner?


Sebenarnya diluar dugaan. Awalnya saya hanya iseng karena suami saya adalah agen ikan. Jadi, waktu itu ada stok ikan sebanyak 2 kilogram yang kemudian saya bikin pempek. Saya ingat waktu itu masih jamannya blackberry messenger, kemudian teman saya bertanya apakah pempek tersebut dijual. Kemudian saya jawab iya, dan bermula dari situ akhirnya banyak yang order dan jadi ketagihan. Awalnya yang hanya usaha rumahan jadi buka ruko.


Kenapa memilih kuliner khas daerah palembang?



Karena saya dan suami memang asli orang Palembang. Jadi, kalau untuk pemahaman kuliner khas Palembang kita sudah paham. Kita dari kecil sudah bertempat di Palembang, pasti kita lebih banyak tahu juga mengenai makanan khasnya.


Kenapa memilih nama pempek sulthan pindang agan?


Karena awal mulanya tadi iseng, jadi sulthan dan agan itu diambil dari nama anak saya. Saya kasih nama pempek sulthan karena biasanya nama sulthan itu berkaitan dengan istilah kerajaan. Sedangkan untuk pindang agan, kebetulan agan itu juga nama anak dan plesetan dari nama pindang pegagan. Jadi orang akan bertanya – tanya pindang agan itu yang bagaimana.



Apa yang menjadi keunggulan dari pempek sulthan pindang agan?


Kita membuat inovasi – inovasi yang menarik tanpa membuang cita rasa khas dari pempek itu sendiri. Jadi, saya punya menu unik, seperti pempek pelangi yang murni dari sayur dan buah. Selain itu, kita juga menjual dengan harga murah, namun bukan berarti murahan. Kita tetap jaga kualitas. Harga murah dengan kualitas yang enak pasti banyak dicari orang. Kalau harga mahal dan enak itu sudah biasa, sedangkan kalau harga murah dan enak itu yang luar biasa.


Bagaimana cara pempek sulthan pindang agan bisa menjual produk dengan harga yang murah dan kualitas yang bagus?



Yang pertama karena suami saya agen ikan, jadi kalau untuk harga ikan kita memang sudah harga agen. Meskipun dalam bisnis yang dicari itu keuntungan, namun bagi saya tidak mengapa hanya untuk sedikit asalkan usaha saya lancar, daripada kita mengejar keuntungan besar tapi pelanggan yang datang hanya sedikit.


Bagaimana sistem marketing yang ada di pempek sulthan pindang agan?


Untuk marketing disini saya dan suami yang menghandle. Kebetulan suami saya jago untuk mengedit video, jadi kalau kita buat video promosi, suami saya yang edit. Untuk promosinya kita lebih ke media sosial. Jadi, untuk membuat pelanggan penasaran memang benar – benar ide dari kita berdua.


Bagaimana cara menjaga eksistensi makanan khas daerah saat ini?



Saat ini, meskipun banyak makanan kekinian yang hadir, yang terpenting bagi kita yaitu bisa jaga kualitas dan jual dengan harga yang relatif terjangkau. Kemudian, kita juga bisa membuat menu – menu yang juga kekinian, dalam hal ini pempek sulthan merupakan pelopor untuk pempek pelangi dengan warna cantik tanpa pewarna makanan. Kita cari apa yang lagi booming pada saat itu. Contohnya seperti pempek beranak dan model beranak. Jadi, kita tidak berhenti untuk melakukan inovasi.


Apa kesulitan yang sering dihadapi?


Kalau untuk kesulitan kita terdapat di tekstur ikan, karena tekstur ikan pasti berbeda – beda. Terkadang, kalau misalnya ikannya terlalu lembut, kita harus kurangi takaran airnya. Kemarin saya pernah mengalami kegagalan karena belum memahami tekstur ikan, jadi sebanyak 16 kilogram ikan yang saya buat itu gagal. Namun, kemudian kita lakukan koreksi agar lebih baik selanjutnya.


Bagaimana budaya kerja yang ada di pempek sulthan pindang agan?


Kalau di tempat ini, sistem yang kita jalankan yaitu kekeluargaan. Jadi, hamper semuanya saya handle bersama suami. Apa keluhan karyawan akan kita musyawarahkan. Saya dan suami harus memahami kurang lebih 50 karyawan dengan watak yang berbeda – beda. Dan Alhamdulillah, dari awal kita buka, sampai saat ini saya mau buka cabang, semua karyawan bisa mengerti dengan sistem yang ada disini.


Bagaimana brand awareness yang ada di pempek sulthan pindang agan?


Disini kami untuk membangun brand dengan cara gencar promosi dan membuat menu – menu yang menarik seperti pempek pelangi yang benar – benar unik karena tidak membuang kekhasan dari Palembang. Dan yang terakhir kami inovasi pempek titanic dengan satu pempeknya memliki berat 6 kilogram dengan isi 20 buah pempek kecil. Kita juga tidak takut untuk memberi discount kepada pelanggan. Dari hal inilah pempek sulthan pindang agan dikenal dengan sebutan pempek kreatif dan inovatif.


Bagaimana jika terkendala dengan modal?


Untuk modal sendiri, saya contohkan misalnya kita pinjam untuk modal awal sebesar 500 ribu yang kemudian kita bisa kembangkan. Jika kita sudah bisa mendapat lebih dari 500 ribu, maka kita sisihkan. Misalnya kita dapat untung 200 ribu, 100 ribu kita pakai dan 100 ribu sisanya kita sisihkan. Dan jika sudah terkumpul, maka modal awal tadi bisa kita kembalikan. Kita harus bisa mengatur keuangan. Di dalam keuntungan itu masih ada gaji karyawan, pengeluaran biaya – biaya lain. Jadi, dari keuntungan kita itu harus kita sisihkan terlebih dahulu untuk biaya yang tidak terduga.


Boleh kasih saran untuk anak muda atau orang yang ingin berbisnis, khususnya di bisnis kuliner?


Untuk anak muda yang mau memulai usaha seperti saya di kuliner. Pesan dari saya, kalau seperti saya yang sudah berkeluarga, alangkah baiknya untuk meminta restu kepada suami dan juga dari orang tua agar kita diberi kemudahan dan rezeki. Jadi, untuk kalian maju terus dan pantang mundur. Jangan pernah takut untuk memulai karena jika tidak pernah memulai kita tidak akan tahu hasilnya. Sukses itu butuh pengorbanan dan perjuangan. Ayo kita mencari dari jeri payah kita sendiri untuk membahagiakan orang – orang yang kita sayangi. Jangan pernah takut untuk modal karena sekecil apapun modal, jika kita berusaha dengan tekad yang kuat pasti bisa berhasil



Comments


  • Black Facebook Icon
  • Black Instagram Icon
bottom of page