top of page

dr. Joas Vincentsius Davian - Seorang Coffeetographer

  • Writer: Alif
    Alif
  • Dec 14, 2017
  • 3 min read




Nama : dr. Joas Vinsensius Davian


Tempat dan Tanggal Lahir : 02 September 1992


Profesi : Dokter dan Kopi Fotografer




Boleh perkenalkan diri Anda.


Hallo, perkenalkan. Nama saya Joas Vinsensius Davian. Saya seorang dokter, tetapi saya juga seorang kopi fotografer.


Apa yang dimaksud dengan seni kopi fotografi atau coffeetography?


Menurut saya, coffeetography itu adalah seni dimana kita bisa mengapresiasi kopi itu sendiri dengan hal yang berbeda. Karena seperti yang kita lihat, kopi itu bukan hanya enak dirasa, tetapi juga indah untuk dilihat. Jadi kalau kita bisa mengemasnya untuk jadi lebih bagus, terutama untuk instagram seperti yang saya lakukan sekarang, itu akan sangat membantu terutama terhadap coffee shop nya, biar orang banyak yang datang.


Kenapa memilih coffeetography?


Pertama kali saya suka coffeetography itu karena latte art yang saya lihat di instagram. Terus saya coba datang ke coffee shop yang ada di Palembang dan ternyata ada dan cukup proper menurut saya. Waktu itu saya belum suka kopi, namun karena mencoba dan diedukasi oleh barista coffee shop tersebut, akhirnya jadi suka. Kemudian akhirnya ketagihan dan lanjut sampai sekarang.


Siapa yang menginspirasi anda dalam coffeetography?


Ada beberapa instagramer di luar sana yang saya coba adaptasi gayanya. Tapi yang sangat menginspirasi saya adalah, yang pertama yaitu Yuda Pasha, dia dulu instagramer Palembang dan eksis sampai sekarang, tapi sekarang beliau sudah pindah ke Surabaya, dan satu lagi Zefzefs.


Apa kesulitan dalam proses pengambilan gambar coffeetography?


Dalam proses coffeetography, kita harus cepat dalam composing produk, karena latte art kalau kelamaan akan bubbling dan kurang bagus. Apalagi karena saya biasa ambil gambar dari atas, jadi akan sangat ketahuan jeleknya kalau kopinya sudah bubbling.


Alat – alat apa saja yang dibutuhkan dalam dunia coffetography?


Sebenarnya, kalau menurut saya, hanya dibutuhkan apapun yang bisa mengambil gambar, handphone pun bisa. Sebelum saya punya kamera, saya hanya menggunakan handphone. Sedangkan kalau untuk styling, saya menggunakan apa yang ada di coffee shop, seperti majalah atau sesuatu yang mencirikan tempat tersebut. Tapi, yang terutama adalah ambience, seperti kita menempatkan meja dimana.


Bagaimana perkembangan coffetography di Palembang?


Jujur, semenjak saya menggeluti hobi sebagai coffeetographer, saya cukup kesulitan menemukan tempat atau partner yang bisa saya ajak ambil gambar bareng. Karena memang yang pertama yaitu keterbatasan tempat dan yang kedua yaitu memang budaya ngopi di Palembang yang belum seperti kota – kota di Jawa. Jadi, menurut saya, di Palembang belum banyak orang yang tertarik, karena memang belum banyak tempat – tempat yang bisa mem-provide orang – orang untuk melakukan itu.


Dengan kurangnya coffee shop yang ada di Palembang, bagaimana menyiasati pengambilan gambar dengan tempat yang sama?


Ya, karena kita memang tidak mempunyai tempat yang banyak, jadi kita beradaptasi. Adaptasi yang saya lakukan yaitu sebenarnya satu tempat itu bisa kita explore banyak sekali angle yang bisa kita coba. Dan jangan lupa minta izin sama owner yang punya karena kita akan geser – geser meja supaya tidak monoton. Kemudian, properti yang kita bawa sendiri itu kalau bisa jangan terlalu sama, jadi bervariasi.


Dari sisi bisnis, apakah coffetography menjanjikan?


Kalau saya, yang memakai jasa itu kebanyakan adalah orang di luar negeri, seperti dari Dubai, Toronto, Dakar City. Karena mereka minta foto produk. Jadi mungkin mereka lihat dari instagram, kita pakai hashtag yang sama. Jadi, lumayan si, karena dibayarnya juga pakai dollar. Tapi, kalau untuk lokal, seperti yang saya bilang tadi, coffe shop nya belum banyak, jadi biasanya coffeetographer jadi media sosial takeover dari coffee shop tersebut.


Boleh kasih saran untuk orang – orang yang mau terjun ke dunia coffetography.


Oke, buat kalian yang ingin menggeluti dunia coffeetography, ga usah terlalu banyak modal. Kalian punya handphone, datanglah ke tempat yang punya kopi proper, lalu foto. Cari angle – angle yang orang jarang lihat karena orang yang lihat instagram itu biasanya akan suka dengan apa yang belum pernah mereka lihat.


Kalau mungkin untuk buat video, kalian bisa bikin konten yang tidak harus selalu seperti menghabiskan uang atau hedon, tetapi kalian juga bisa buat bagaimana cara membuat kopi yang baik karena menurut saya banyak orang di Indonesia yang belum tau proses – proses pembuatan kopi dan itu sangat menjual.



Bình luận


  • Black Facebook Icon
  • Black Instagram Icon
bottom of page