Bagaimana membangun budaya Entrepreneurialisme
- Alif
- Dec 28, 2017
- 4 min read
Updated: Dec 29, 2017

Sulit untuk menjadi seorang pengusaha, tapi ada tiga pelajaran yang akan membantu orang yang ingin maju dalam bisnis dan bisa menginspirasi orang lain juga untuk ikut - Willie Pang COO, MEDIACOM APAC
Sepuluh tahun yang lalu, chief executive bisnis media yang hebat mengatakan kepada saya bahwa saya belum bisa belajar tentang sesuatu yang disebut dengan 'nilai perusahaan' dan saya belum tau bagaimana cara mempelajari bisnis apa yang benar-benar memang berharga itu.
Saat itu, saya tidak mau mendengarkan. Saya adalah seorang pemimpin muda dengan latar belakang Salesman, dan saya percaya bahwa saya dapat memimpin, tumbuh, membangun, atau membeli kesuksesan saya dalam bisnis apa pun.
Sekarang, saya menyadari kata- kata kebijaksanaannya, dan telah mengidentifikasi tiga pelajaran yang akan membantu para pemimpin pemula di sektor manapun membangun 'nilai' dengan menciptakan budaya kewiraswastaan di kantor mereka.
Pelajaran satu: Jadilah penasaran, selalu
Pekerjaan pertamaku di Hitwise, sebuah start up teknologi di Australia. Di sini, di bawah bimbingan seorang start-up yang dipuja yaitu Andy Barlow dan Adrian Giles, saya belajar tentang kekuatan rasa ingin tahu.
Dalam bisnis yang menjual analisis situs web, sebelum orang benar-benar mengerti apa yang sebenarnya dilakukan sebuah situs web itu, saya mengetahui bahwa meminta perusahaan untuk memikirkan ulang cara mereka menganalisis dan merencanakan dalam kehidupan sehari-hari mereka lebih menantang daripada yang saya duga.
Perubahan itu sulit, ketika seseorang tidak bisa hanya mengartikulasikan kenaikan mendasar untuk menyampaikan perubahan tersebut, bahkan jauh lebih sulit.
Kami mendorong sebuah batasan-batasan, dengan teknologi sebagai enabler, untuk mengekstrak, mengatur dan menerapkan data dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya, atau setidak-tidaknya, tidak pernah dilakukan dengan kecepatan atau tingkat otomasi yang sama. Tapi datanya hanya berharga bagi mereka yang memiliki keingintahuan untuk melihat ke belakang.
Ada banyak orang pintar di dalam dunia media dan pemasaran, dan bahkan lebih banyak lagi orang dalam layanan profesional dengan otak analitis yang luar biasa. Pembedanya adalah perasaan . Untuk mengetahui cerita dibalik ceritanya.
Pada tahun 2017, kita berhadapan dengan ini setiap hari. Dunia sudah berbasis data. Tidak pernah mudah melihat titik data, hampir semuanya. Bagian dari perbedaan kecil nya adalah mampu memilih titik data yang penting. Yang mengikat untuk mendorong organisasi, bisnis, pelanggan, dan strategi.
Untuk melakukan hal ini, Anda membutuhkan rasa ingin tahu yang kuat. Kita semua bisa merujuk kembali pada pertanyaan wawancara klasik seperti ''apa prestasi Anda yang paling membanggakan ?'' Atau "kapan Anda harus berpikir out-of-the-box ?''. Tapi di dunia nyata, seberapa sering Anda bertanya kepada investor, dewan, dan tim kepemimpinan atau masa muda Anda: '' mengapa ? ''.
Kelihatannya seperti penyederhanaan untuk pertanyaan yang rumit, namun dengan mengajukan pertanyaan itu, Anda jauh lebih mungkin untuk sampai pada cerita di balik cerita tersebut.
Pelajaran dua: Jadilah berani
Pada tahun 2001, saya bergabung dengan sebuah organisasi yang bertugas menciptakan peta alamat internet di dunia. Bisnis ini lahir dari akademisi dan dipimpin oleh salah satu tim kepemimpinan terkuat yang pernah saya tangani. Mayoritas sejak itu memimpin sebagai CEO atau COO.
Bisnis itu juga condong ke Cloud computing sebelum Cloud computing ada seperti yang kita kenal sekarang. Pemimpin kami, dan masih mentor saya hari ini mendorong tim kami untuk terus-menerus menjelajahi jalan yang baru yaitu harus selalu berkembang.
Dengan demikian, kami meluncurkan pasar geografis yang baru, produk baru (beberapa di antaranya adalah produk jangka panjang) dan diversifikasi di skillets kami.
Kedengarannya mudah untuk mendorong sebuah organisasi meluncurkan sesuatu yang baru. Namun kenyataannya, inersia bisa membuat mereka lebih mudah untuk hanya duduk diam.
Untuk menumbuhkan lingkungan yang mendorong individu dan tim menjadi Entrepreneur.
pertama-tama Anda harus meminta mereka untuk menjadi berani. Tapi menjadi berani berarti harus siap menderita.
Kerja keras dalam menciptakan kasus bisnis (internal, atau untuk klien atau pelanggan) harus disesuaikan dengan rasa berani. Mengapa ? Karena walaupun ada banyak contoh 'fast follower' yang dilakukan dengan baik, dunia (umumnya) memberi penghargaan kepada orang-orang yang datang lebih dulu.
Saya belajar dengan cara yang sulit. Dalam menunggu kesempatan dan terlalu banyak menghasilkan hasil yang potensial, Kabar baiknya adalah bahwa selama dekade terakhir, saya telah melihat dewan perusahaan, investor dan tim kepemimpinan merangkul tentang sebuah keberanian. Kita hanya perlu melihat perkembangnya 'Corporate Venture Capital' dan aksi dari program akselerator internal itu sendiri.
Untuk menjadi berani, Anda harus yakin terhadap keyakinan Anda sendiri. Dibutuhkan keberanian yang luar biasa untuk menjual mimpimu kepada seseorang, Pembelajaran ini juga dapat diterapkan pada intrapreneur (manajer manapun di dalam perusahaan yang mempromosikan pengembangan dan pemasaran produk yang inovatif). Jika ada, sulit sekali menjual mimpimu kepada seseorang yang 'mengelola' impian orang lain (yaitu korporasi).
Tapi seperti yang dikatakan Vietnam kuno: 'Hanya ada dua kali dalam hidup - SEKARANG atau TIDAK SAMA SEKALI'. Jadi ambil tindakan sekarang.
Pelajaran ke tiga: Fokus pada penciptaan suatu nilai / value
Bisnis, ternyata, selalu tentang dolar dan sen - selalu padahal ada yang lebih penting. Setiap bisnis membawa apa yang dikenal sebagai 'nilai perusahaan'.
Konsepnya sederhana; Untuk setiap dolar yang di dapat, seseorang akan berinvestasi, mereka mengharapkan tingkat pengembalian tertentu. Harapan pengembalian tersebut terkait dengan ukuran resiko atau peluang proporsional untuk bisnis yang bersangkutan.
Saya menghabiskan enam tahun menciptakan bisnis dan mempelajari nuansa konsep ini. Dengan demikian, saya menemukan dua temuan utama:
Satu, bahwa ada keterputusan yang luar biasa antara apa yang dilihat pasar keuangan sebagai 'nilai' dan apa yang kita sebut 'operator' sebagai bisnis yang hebat.
Dua, jika Anda bisa mengetahui titik data yang penting, pegang cerita di balik cerita, dan gunakan wawasan ini untuk menciptakan ruang baru bagi diri Anda sendiri, maka Anda memiliki kesempatan untuk menciptakan nilai perusahaan.
Poin kedua ini sangat penting: dalam mencari pemecahan suatu masalah, Anda harus terlebih dahulu mendapat apresiasi bagaimana cara menciptakan nilai dalam hal ini. Agar tetap sederhana, logika bisnis tidak boleh cacat. Saya telah menjabat sebagai 'teknolog' dalam berbagai kapasitas sepanjang karir saya, tapi ketika saya menang, itu karena logika bisnis saya telah datang lebih terlebih dahulu.
Dalam bekerja dengan beberapa ahli strategi terbesar di dunia, saya telah belajar mengambil ide dan menyempurnakannya sampai menjadi yang paling sederhana. Dan kemudian menginvestasikan nya.
Pada dasarnya, kewiraswastaan berakar pada keinginan untuk menciptakan sesuatu dari ketiadaan. Untuk mewujudkannya, Anda harus berani mendukung gagasan Anda, melalui modal, sumber daya dan semangat. Jika Anda mengambil pelajaran ini ke dalam hati, Anda bisa mulai membangun budaya bisnis yang akan menginspirasi generasi masa depan. Dan itu akan menghasilkan nilai perusahaan yang sebenarnya.
Comments